a. Keanekaragaman bahan
Mengingat keanekaragaman bahan non
buku, tentunya kita perlu peraturan yang sesuai pula. Tetapi pada kenyataannya
peraturan pengatalogannya kalah cepat. Misalnya, peraturan AACR2 edisi pertama
terbit tahun 1967. Pada tahun 1978 terbit edisi kedua, sedangkan terakhir yang
merupakan revisi AACR2 terbit tahun 1988. Hal ini tidak sesuai dengan
perkembangan aneka ragam bahan yang begitu pesat.
b. Pengawasan bibliografi masih
lemah
Sarana bibliografi di duniai
perpustakaan sangat berguna untuk penelusuran dan verifikasi. Sarana ini perlu
diawasi oleh suatu badan atau lembaga yang berwenang. Pada kenyataannya,
pengawasan sarana ini masih lemah. Kelemahan pengawasan sarana bibliografi ini
dikarenakan belum adanya arsip atau koleksi nasional untuk bahan bukan buku.
c. Masalah sumber informasi (utama)
Karena bahan bukan buku tidak
memiliki halaman judul dan peraturan dapat menetapkan sumber lain sebagai
sumber informasi utama. Sumber-sumber lain ini kadang-kadang sulit dicatat,
kurang lengkap dan dapat berbeda-beda. Sebagai contoh: rekaman video, sumber
informasi utama yang digunakan adalah “Title frame”. Judul yang ada pada “Title
frame” kadang-kadang berbeda dengan judul pada bahan lampiran.
d. Tanggung jawab tidak jelas
Karya-karya rekaman suara dan
rekaman video banyak sekali melibatkan orang dalam pembuatannya, atau badan
yang bertanggung jawab atas isi intelektual/artistiknya, sehingga sulit
menentukan siapa yang paling bertanggung jawab. Karena adanya kepengarangan
yang tersebar ini akan sulit bagi Anda menentukan tajuk entri utama dan tajuk
entri tambahan.
e. Dokumen terdiri dari berbagai
jenis bahan
Kalau kita perhatikan buku-buku
pelajaran Bahasa Inggris “TOEFL” misalnya dokumen ini pasti menyertakan pita
kaset yang juga merupakan bahan bukan buku. Kadang-kadang tidak jelas mana
bahan utama dan bahan pelengkap. Apakah pita kaset sebagai bahan utama dan buku
sebagai bahan pelengkap atau malah sebaliknya.
f. Pengatalogan analitik
Bila suatu bahan bukan buku terdiri
dari satu set (kumpulan), maka untuk bahan bukan buku sangat sulit, apakah akan
dideskripsikan sebagai satu kesatuan atau satu persatu.
g. Deskripsi harus lengkap atau
terinci
Pendeskripsian bahan bukan buku
tergantung pada sistem perpustakaan yaitu sistem terbuka atau sistem tertutup.
Bila sistem perpustakaannya tertutup tentunya pendeskripsian bahan bukan buku
harus terinci, sedangkan bila sistem perpustakaannya terbuka pendeskripsian
bahan bukan buku bisa sederhana.
h. Pendekatan subjek
Masalah dalam pendekatan subjek
untuk bahan bukan buku, masih menjadi pertanyaan: apakah pendekatan subjek ini
perlu atau tidak? Bila Anda menjawab pendekatan subjek perlu, sistem mana yang
akan digunakan? Kemudian apakah satu sistem digunakan untuk semua bahan.
i. Katalog multimedia atau katalog
terpisah
Dalam perpustakaan multimedia,
penjajaran kartu katalog mungkin dapat digabung (disatukan) dengan katalog
monograf biasa. Apabila digabung atau dijadikan satu sistem, maka pembeda apa
yang digunakan. Apakah kode khusus, warna atau GMD.
0 comments:
Post a Comment